Rabu, 16 Januari 2013

Tentang Pelaut

Artikel bagus tentang pelaut
wah jadi makin pengen berlayar....dapet dolar,keluar negri gratis sapa yang ga mau coba?

Tapi seperti kata porang besar "semakin hebat seseorang, semakin besar pula tanggung jawabnya" ,dilaut banyak sekali tanggung jawab dan resiko...

Kata orang pelaut itu bajingan,suka main perempuan,suka minum, di tiap pelabuhan ada istri (wah ga kebayang kalo yang ini) dll..

dan berikut adalah artikel tentang pelaut, smoga bermampaat....:)


  Pandangan umum dari masyarakat tentang profesi pelaut ini adalah pelaut tidak pernah mabuk laut, masak kerja dilaut masih mabuk laut juga? Terus cerita yang juga berkembang di masyarakat awam adalah Pelaut itu Pemabuk( minuman), Kasar, Punya istri dimana mana, tiap pelabuhan mungkin? Dan pastinya kuat, tahan banting, petualang cinta alias playboy, dan tidak pemabuk laut.

Karena banyak ketidaktahuan masyarakat awam, tentang profesi pelaut yang sebenarnya, aku berusaha deh mewakili menjawab pertanyaan yang sering diajukan buat pelaut.. Apa sih sebenernya pekerjaan dan kharakter pekerjaan mereka, membahas gosip gosip pelaut juga
Mulai yuukk...

Pelaut sekolahnya dimana?

Perwira pelaut pelayaran besar atau Internasional bersekolah sebagai Taruna atau calon cadet di Sekolah Tinggi Pelayaran negri atau swasta. Ada 3 sekolah tinggi negri, berlokasi di Jakarta, Semarang dan Makassar. Sekolah ini dibawah badan diklat hubla. Sekolah dinas yang mendapat sedikit subsidi, tapi berbayar dan tidak ikatan dinas. Disamping itu juga ada banyak sekolah tinggi pelayaran swasta. Baik negri atau swasta mendapatkan ijazah laut dari badan hubla. Teregistrasi dan dapat dicheck keabsahannya di internet di data base pelaut. Buat yang tidak mengenyam pendidikan perwira, ada juga pelaut yang mulai dari nol, dari jabatan paling rendah, dengan mendapat pengalaman dia bisa bersekolah dan terus hingga jenjang tertinggi, butuh waktu yang lama dan kesabaran luar biasa. Dan aku sering bertemu Kapten kapten hebat yang memulai jadi pelaut dari kelasi atau ordinary seaman. 

Keahlian Pelaut

Biasanya sekolah sekolah ini menyediakan 2jurusan keahlian yaitu jurusan nautika, ahli navigasi dan jurusan technika, ahli mesin perkapalan. Ada yang berminat memasukkan ponakan? Saudara? Ke sekolah sekolah ini? Check saja di www.perhub.go.id ada info badan diklat dan pendidikan yang harus ditempuh... Sedangkan untuk Rating/ atau kru kapal atau abk maka tidak diperlukan keahlian khusus, tapi wajib mengikuti beberapa training sebelum berlayar, sesuai dengan amandemen internasional stcw 95, ratifikasi pelaut. Ada banyak training yang harus diikuti, dan ijazah training ini berlaku internasional. Trainingnya mencakup pengetahuan dasar sea survival, fire fighting, first aid, dan training dasar kelautan untuk abk deck atau mesin. 

Pelaut Berlayar berbulan bulan tidak lihat daratan?

Pada pelayaran masa lalu yang menggandalkan angin sebagai penggerak utama, berlayar akan memakan waktu berbulan bulan, tapi jaman sekarang, dimana kapal memakai tenaga mesin sebagai tenaga pendorong. Hasilnya perjalanan akan jadi jauh lebih cepat, dan tidak ada lagi pelayaran yang memakan waktu lama, biasanya sebulan sudah termasuk lama saat ini, seperti pelayaran dari Jepang ke Eropa lewat terusan Suez, bisa memakan waktu satu setengah bulan jika kecepatan kapal hanya sekitar dibawah 15Knots. Tapi dengan segala fasilitas telepon, internet dan entertainment dikapal, perjalanan panjang biasanya tidak lagi membosankan karena banyak aktifitas.

Rasanya Gimana Berada ditengah lautan luas dan hanya melihat laut laut dan laut?
Errr biasa aja sih... di minggu pertama sih masih takjub liat sunset, sunrise, bintang, lumba lumba dan lain lain... tapi setelah itu kesibukan bekerja, laporan, jaga, overtime dan lain lain membuat tidak sempat lagi menikmati keindahan alam layaknya penumpang. Mikirnya kapan ya jadwal Sign Off?? Bosan? tergantung sih, Money Talks deh, kerja jauh jauh begitu dengan resiko ga kecil apa lagi alasannya kalau bukan karena uang? Dedikasi karena pekerjaan? ato cinta laut??? You can talk like that if you already spent 40 years as a seaman, if below that, all just because of money. That's it. Uang dan jalan jalan gratis liat negri orang... Hampir semua pelaut berfikir Melaut cuma batu loncatan, ngumpulin uang buat bisnis, dan jika saatnya tepat langsung ke darat kumpul sama keluarga... bla bla bla... Kenyataannya mereka itu Love and Hate relationship jadi pelaut, mau ga balik susah adaptasi cari kerjaan didarat, mau balik juga benci ninggalin keluarga demi Dollar... Tapi kenyataannya mereka kembali dan kembali lagi kelaut, karena gaji sebulan dikapal bisa jadi itu gaji setahun didara


Pelaut playboy & banyak istri di setiap plabuhan??
 
Hmmmm.... Mungkin ya pada jaman dahulu kala, saat komunikasi sulit, telpon ga ada, perempuan di pelabuhan bisa dengan mudahnya datang ke kapal saat kapal datang, saat berlayar itu tidak ada banyak aturan dan Sailing is Fun and Easy money... Aku ga tau dan tidak bertemu dengan pelaut yang seperti itu. Pelaut yang aku temui itu adalah pelaut yang bekerja dikapal Tanker, kapal yang mengangkut minyak mentah atau product atau gas, dengan bejibun aturan dan laporan dan standar Safety, Security dan lainnya. Saat ini, disaat uang begitu sulit dicari, komunikasi begitu mudahnya dengan internet dan hape dengan keluarga atau pacar tercinta, para pelaut yang aku kenal jadi sangat berhati hati mengeluarkan uang buat hal hal yang tidak perlu. Menggunakan waktu istirahat se efisien mungkin, menggunakan waktu pesiar kedarat untuk bersantai, makan makanan yang beda dengan menu kapal. Ada juga yang mampir ke lokalisasi, mencurahkan hasrat biologis pada penjaja sex yang persentasinya benar benar kecil selama aku berlayar. Sekali lagi ini pengalamanku berlayar di kapal Tanker bersama beberapa perusahaan.
  



thanks......


Senin, 07 Januari 2013

ВОЛНА УБИЙЦА КРЕН 50 ГРАДУСОВ Killer Wave

Angry sea - The Perfect storm in reality

When Ships Collide

tantangan pelaut


Titipan Seorang Pelaut

 
Titipan Seorang Pelaut

AYAHMU adalah seorang pelaut. Ia telah mengarungi tujuh samudera di dunia. Laut adalah kehidupannya. Sebelum Ayahmu bertemu dengan ibu, dia hanya mengisi kehidupannya di laut. Katanya lautlah yang telah membesarkan dia. Dari sebelum Bandar Melaka menjadi bandar yang ramai dikunjungi oleh para pelaut-pelaut dunia, dia telah biasa hidup di laut. Bahkan laut telah menjadi sahabatnya. Itulah sedikit sketsa sekilas cerita tentang Ayahku yang tidak pernah aku temui itu.
“Tapi, Mak, mengapa Mak tidak pernah mengajari aku sedikitpun tentang laut? Sedangkan darah dagingku adalah seorang pelaut ulung?”
“Hal itulah yang tidak aku inginkan. Karena jika kau menjadi seorang pelaut, maka Mak akan sulit untuk bertemu dengan  kau. Pasti kehidupan kau hanya ada di laut. Apalagi di pelabuhan Malaka ini telah ramai sekali Pedagang-pedagang dunia yang singgah, jalur untuk kau menjadi seorang pelaut akan sangat mudah,”
“Lalu bagaimana Mak bertemu dengan ayah, sedangkan hidup ayah hanya ada di laut?”
“Itulah keajaiban cinta, nak. tidak ada seorangpun yang bisa menduga, takdir cinta itu sudah ditentukan oleh yang maha kuasa, siapa menduga kalau Mak bisa menikah dengan seorang pelaut, sedangkan Mak kau sendiri berasal bukan dari keluarga pelaut.”
Cerita itu yang selalu Ibu ceritakan kepadaku. Pada akhir hikayatnya, ia pasti akan mengatakan kalau cintanya kepada ayahku karena keajaiban semata. Dan ia akan mengatakan kalau itu sudah takdir yang tidak mampu diubah oleh manusia manapun, termasuk dirinya sendiri.
Aku memang tidak pernah melihat wajah ayahku. Tapi kata Ibuku, wajahku mirip sekali dengan wajah ayahku. Sifat dan karekternya pun sangat mirip denganku. “Jika kau penasaran dengan ayahmu, maka segeralah kau pergi ke Kubangan, maka cerminan wajah ayah kau ada pada dirimu. ''itulah kisah pelaut''

"Has not the time come for the hearts of those who believe to be affected by Allah's Reminder and that which has been revealed of the truth, lest they become as those who received the Scripture before, and the term was prolonged for them and so their hearts were hardened? And many of them were rebellious, disobedient (faasiqoon)." [Al-Hadeed, (57):16]

Allah sent to us the Qur'an and "the skins of those who fear their Lord shiver from it (when they recite it or hear it). Then their skin and their heart soften to the remembrance of Allah." [39:23]

He mentioned in the Qur'an the promise and the threat, and made clear that His believing servants are fearful and shivering from the punishment of their Lord. Our Lord the Exalted elucidated to us that the believer, whenever his iman strengthens and his certainty increases, becomes more fearful of Allah.

Weeping of the Prophet, sallallahu `alayhi wa sallam

The Prophet, sallallahu `alayhi wa sallam, said to `Abdullah ibn Mas`ood, "Read to me the Qur'an." He said, "O Messenger of Allah! Should I recite to you and it was revealed to you?" He said, "Yes, for I like to hear it from others." "I recited Soorat an-Nisaaa' until I reached the ayah,

"How (will it be) then, when We bring from each nation a witness and We bring you (O Muhammad) as a witness against these people?" [An-Nisaa' (4):41]

He then said, 'Stop now.' I found that his eyes were tearful." [Fath al-Bari 8:712]

Abdullah ibn ash-Shikhkheer, radhiallahu `anhu, said: "I saw the Messenger of Allah, sallallahu `alayhi wa sallam, praying with us, and I heard the sound of his weeping coming out of his chest, which was like the sound of a boiling pot." [Abu Dawood, An-Nasaa'i, and At-Tirmidhi in ash-Shama'il, authenticated by Ibn Khuzaymah, Ibn Hibban and Al-Hakim]

Weeping of Abu Bakr, radhiallahu `anhu

`Aaisha said, "During his illness, the Messenger of Allah, sallallahu `alaihi wa sallam, said: 'Order Abu Bakr to lead the prayer.' I told the Messenger of Allah, sallallahu `alaihi wa sallam, that, 'Indeed, if Abu Bakr stands in your place the people will not be able to hear him due to his (excessive) weeping.'" [al-Bukhari]

Our weeping

The righteous have cried, the worshippers have cried and the believers have cried. And in this time there are people by whom a complete year passes and they do not drop a single tear from the fear of Allah.

O Allah we seek refuge with you from hard hearts. O Allah soften our hearts to Your remembrance!

"Those who believe (in the Oneness of Allah - Islamic Monotheism), and whose hearts find rest in the remembrance of Allah, Verily, in the remembrance of Allah do hearts find rest." [Ar-Ra'd (13):28]

"The believers are only those who, when Allah is mentioned, feel a fear in their hearts and when His Verses (this Qur'an) are recited unto them, they increase their Faith; and they put their trust in their Lord (Alone)." [Al-Anfaal (8):2]

So why do we not cry today? We do not cry from the strength of the hardness of our hearts and our hearts' attachment to this world. So our hearts have hardened and our eyes have dried.

We are distant from our Lord. Had we been close our hearts would not have hardened. So he, who spends a whole week without his eye dropping a tear, let him sit and supplicate and humble himself. Maybe his heart would soften and his eye would drop a tear. And if his heart doesn’t drop a tear, then let him open the Book of Allah and read its ayat with contemplation, humility and submissiveness. So if his eye cries, his heart fears and his soul humbles he has succeeded; and if he continues in the state of the hardened heart, let him sit in a dark room and weep over his state, for his heart has died




Jiwa pelaut

                Cintailah pelaut dengan sungguh-sungguh, jangan perna mengecewakannya
 karna kasih sayang pelaut itu sungguh mulia sehingga rela  mengorbankan  hidupnya
tuk mencari nafkah di lautan luas yang penuh rintangan.

seaman

Description

Disini para pelaut berintegrasi untuk membangun masa depan bersama, mendiskusikan apa saja demi masa depan yang lebih baik.

"MILIS DARI PELAUT UNTUK PELAUT DAN MEREKA YANG INGIN TAHU BANYAK MENGENAI KEPELAUTAN".

Mari dimanfaatkan fasilitas ini, kita tapak masa depan pelaut selangkah demi selangkah berbuat bersama, berdiskusi bersama, berjuang bersama, mengambil keputusan bersama. Dengan bersama banyak yang dapat diperbuat, dengan bersama seolah tidak ada yang tidak bisa, jikalau saja mau bersepakat dan mau berjuang bersama sampai tercapai perbaikan berkelanjutan. Perbaikan yang tiada henti dunia pelaut Indonesia, sehingga dapat menempatkan pelaut Indonesia sejajar dengan pelaut mancanegara dalam menyonsong globalisasi yang tidak terbendung saat ini.

Ingat dalam berkompetisi didunia yang mengglobal ini, betul berjuang free fight, siapa yang unggullah yang dapat menembus tembok batas keberhasilan. Dengan bersama, berbagi informasi bersama, saling mendukung untuk kemajuan, saling tolong menolong dalam menciptakan langkah mantap menuju perubahan tak henti dalam perbaikan citra, matra dan harkat pelaut Indonesia, kami pasti bisa, saya pasti bisa, kita pasti bisa. Ayunkanlah langkah kebersamaan disini, niscaya tercapai jua nan dicita bersama.

Hidup pelaut Indonesia, kita pasti dapat mengadakan perubahan, asal masing-masing kita mau berubah, demi masa depan pelaut Indonesia. Kita buat hari ini lebih baik dari hari kemarin, kita perjuangkan hari esok lebih baik dari hari ini.
Jayalah pelaut Indonesia_ENREKANG